PEMANASAN SEBELUM BELAJAR KREATIVITAS
1.
Kata apa saja yang menggambarkan dirimu hari ini ?
Perasaan yang saya rasakan hari ini yaaa Alhamdulillah
lagi senang-senangnya karena hari ini tidak seperti biasanya, jalanan tidak
macet,. Tapi ngantuk banget karena lembur buat ngerjain tugas laporan praktikum
dan lelah karena habis dari bogor untuk ikut seminar nasional fisika di IPB.
2.
Memberikan judul pada sebuah gambar dan
mendiskripsikanya
EFEK GRAVITASI TERHADAP BUAH APEL DI ATAS
POHON
Kronologisnya : Pada suatu ketika, hiduplah
di suatu desa, seorang anak laki-laki yang pandai nan rajin membaca,dialah
Jimmy Newton. Jimmy adalah seorang anak yang sangat pintar di kelasnya,
dibandingkan dengan teman-teman sebayanya iya sangat cerdas, hal ini
dikarenakan iya sering membaca. Pada suatu ketika disaat jimmy sedang asyik
membaca buku Laporan Fisikanya, ia dikejutkan oleh jatuhnya apel ke
kepalanya, hal ini sontak membuat jimmy ketakutan, karena disana tidak ada
seorang pun melainkan hanya dia.
Akhirnya dia berfikir tentang apa yang
menyebabkan apel ini jatuh dari pohon ???,,, sambil memakan apel yang jatuh itu
dan melanjutkan aktivitas membacanya. Beberapa hari berselang, dia kembali
tertimpa apel itu dan apel tersebut jatuh di lubang yang sama dan tak bisa bangkit
lagi….
Pada saat itu jimmy kesal dan bersiap untuk
menyaksikan sendiri proses apel itu terjatuh… jimmy menunggu terus dan terus
menunggu apel yang jatuh yang tak kunjung datang juga….. jimmy resah,gelisah
tanpa arah menunggu kepastian jatuhnya apel untuk ketiga kalinya. Dan akhirnya
saat yang jimmy tunggu-tunggu datang juga…. Buah apel yang masih segar jatuh
dari pohonya dan tergeletak tepat di sebelah matanya(mata kaki). Dan pada saat
itu jimmy menemukan sebuah teori yang sangat terkenal sampai sekarang bahwa
‘Buah yang jatuh, tidak akan jauh dari
pohonnya’.
1.
Andai kata anda tidak belajar Psikologi pendidikan
?
-
Saya pasti jam 10.00 masih di rumah
-
Saya pasti tidak bisa membuat blog
-
SKS wajib saya kurang
-
Saya tidak akan tahu XFarmasi
2.
Pertanyaan mengenai kreativitas ?
- Andai semua orang memiliki kesamaan kreativitas di
zaman,tahun,bulan,hari,jam,menit,detik,nanodetik ?
-
Mengapa kebanyakan wanit lebih kreatif
dibandingkan dengan laki-laki ?
-
Apa yang membuat kreativitas setiap orang berbeda
?
-
Apa kah kreativitas seseorang dapat hilang ?
Pengertian Kreativitas
“Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak
biasa (unusual) dan menghasilkan
penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan” (Semiawan, 1999: 89). Selain dari apa yang telah disebutkan diatas, maka untuk memahami
pengertian kreativitas, maka Rhodes (Munandar, 1977) mengemukakan bahwa ada
beberapa tinjauan yang harus dikaji. Adapun definisi kreativitas itu dapat
dikaji melalui the Four P’s of Creativity (Person, Product, Process, and
Press).
Kreativitas sebagai pribadi (person), kreativitas
itu mencerminkan keunikan individu dalam pikiran-pikiran dan ungkapan-ungkapan.
Hal ini dipertegas oleh Paul Swartz (1963)
bahwa kreativitas merupakan ekspresi tertinggi individualitas manusia.
Kretivitas sebagai produk (product), suatu karya
dapat dikatakan kreatif, jika karya itu merupakan suatu ciptaan yang baru atau
orisinil dan bermakna bagi individu dan atau lingkungan. Lebih jauh diungkapkan
oleh Jhon A. Glover (1980) bahwa ada tempat pemberangkatan yang terbaik, yaitu
kriteria yang dianggap cukup representatif oleh sebagian besar para ahli
psikologi dalam mendefinisikan kreativitas. Kriteria yang dimaksudkan adalah
sifat kebaruan (novelty) dan kegunaan (utility).
Kreativitas sebagai proses (process) yaitu menyibukkan diri secara kreatif yang menunjukan kelancaran,
fleksibilitas, dan orisinalitas dalam berfikir. Para ahli yang merumuskan
definisi kreativitas berdasarkan proses, yaitu Spearman (1930) dan Torrance
(1974). Spearman (Munandar, 1977) berpendapat bahwa berpikir kreatif pada
dasarnya merupakan proses melihat atau menciptakan hubungan antara proses sadar
dan dibawah sadar.
Kreativitas sebagai press, menurut bahasa MacKinnon
(Roslnaksky, 1970) situasi yang kreatif, yaitu kondisi
dari dalam atau luar, lebih konkritnya situasi kehidupan atau lingkungan
sosial, kultural, dan kerja yang memberikan kemudahan dan mendorong penampilan
pikiran dan tindakan kreatif.
Akhirnya secara komprehensif kreativitas dapat diartikan
sebagai kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak tentang sesuatu dengan cara
yang baru dan tidak biasa (unusual) guna memecahkan berbagai persoalan,
sehingga dapat menghasilkan penyelesaian yang orisinal dan bermanfaat.
1. Teori Psikoanalisis
Menganggap
bahwa proses ketidaksadaran melandasi kreativitas. Kreativitas merupakan
manifestasi dari kondisi psikopatologis.
2.
Teori Assosiasionistik
Memandang
kreativitas sebagai hasil dari proses asosiasi dan kombinasi antara
elemen-elemen yang telah ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
3.
Teori Gestalt
Memandang
kreativitas sebagai manifestasi dari proses tilikan individu terhadap
lingkungannya secara holistik.
4.
Teori Eksistensial
Mengemukakan
bahwa kreativitas merupakan proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui
perjumpaan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam.
Menurut May (1980), dengan teori eksistensial ini, setiap perilaku kreatif
selalu didahului oleh ‘perjumpaan’ yang intens dan penuh kesadaran antara
manusia dengan dunia sekitarnya.
5.
Teori Interpersonal
Menafsirkan
kreativitas dalam konteks lingkungan sosial. Dengan menempatkan pencipta
(kreator) sebagai inovator dan orang di sekeliling sebagai pihak yang mengakui
hasil kreativitas. Teori ini menekankan pentingnya nilai dan makna dari suatu
karya kreatif. Karena nilai mengimplikasikan adanya pengakuan sosial.
6.
Teori Trait
Memberikan
tempat khusus kepada usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik
utama kreativitas.
Betapa
pentingnya pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan ditekankan oleh
para wakil rakyat melalui Ketetapan MPR-RI No.11/MPR/1983 tentang Garis-garis
Besar Haluan Negara sebagai berikut:
“Sistem
pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di segala bidang yang memerlukna jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat sekaligus meningkatkan
produktivitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja” (Departemen Penerangan,
1983:60).
Perilaku
kreatif adalah hasil dari pemikiran kreatif. Oleh karena itu, hendaknya sistem
pendidikan dapat merangsang pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif-produktif,
di samping pemikiran logis dan penalaran.
E. Upaya Membantu Mengembangkan Kreativitas dan Implikasinya Dalam Pendidikan
Dalam konteks relasi dengan
anak-anak kreatif Torrance (1977) menamakan relasi bantuan dengan istilah “Creative
relationship” yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Pembimbing berusaha memahami pikiran dan perasaan anak
b. Pembimbing
mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya tanpa mengalami hambatan.
c. Pembimbing
lebih menekan pada proses daripada hasil sehingga pembimbing dituntut mampu
memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika
perkembangan dirinya.
d. Pembimbing tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai tertentu
kepada anak.
e. Pembimbing berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan
bukan sebaliknya mencari-cari kelemahan anak.
Dedi Supriadi (1994) mengemukakan
sejumlah bantuan yang dapat digunakan untuk membimbing perkembangan anak-anak
kreatif, yaitu sebagai berikut :
a. Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan
kreativitasnya.
b. Mengakui dan menhargai gagasan-gagasan anak.
c. Menjadi pendorong bagi anak untuk mengkombinasikan dan mewujudkan
gagasan-gagasannya.
d. Membantu anak memahami divergensinya dalam berpikir dan bersikap dan
bukan malah menghukumnya.
e. Memberikan peluang untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasannya.
Kesimpulan
Seperti
yang kita ketahui, anak-anak yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran
dan aktivitas yang kreatif.
Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri.
Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada
anak-anak pada umumnya. Siswa berbakat kreatif biasanya mempunyai rasa humor
yang tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut tinjau, dan memiliki
kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-kemungkinan yang
dikhayalkan.
Mengenai
perkembangan kreativitasnya, Arasteh (Hurlock, 1982) mencoba untuk mengidentifikasi sejumlah usia keritis
bagi perkembangan kreativitas pada usia mereka. Pertama, pada usia 5–6 tahun ketika
anak-anak siap memasuki sekolah, mereka belajar bahwa meraka harus menerima
otoritas dan konformis dengan aturan dan tata tertib yang dibuat orang dewasa (
orangtua dan guru). Kedua, Usia 8 sampai 10 tahun ketika keinginan anak
untuk diterima sebagai anggota gang mencapai puncaknya.
Beberapa
peran sekaligus implikasi yang dapat diterapkan guru demi meningkatkan
perkembangan kreativitas anak didik diantaranya
disimpulkan oleh Barbed an Renzulli sebagai berikut (1975) :
1.
Pertama-tama guru perlu memahami diri
sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang
dilakukan guru, tapi juga bagaimana guru melakukannya.
2. Di
samping memahami diri sendiri, guru guru perlu memiliki pengertian tentang keberbakatan.
3. Setelah anak
berbakat diidentifikasi, guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar
sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
4. Guru
anak berbakat lebih banyak memberikan tantangan
daripada tekanan.
5. Guru anak berbakat tidak
hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses
belajar.
6. Guru
anak berbakat lebih baik memberikan umpan-balik
daripada penilaian.
7. Guru
anak berbakat harus menyediakan beberapa alternatif
strategi belajar.
8. Guru hendaknya
dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa percaya diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko
dalam menentukan pendapat dan keputusan.
Jelaslah
bahwa peran guru sangat penting, tidak hanya dalam mempengaruhi belajar siswa
selama di sekolah, tetapi juga dalam mempengaruhi masa depan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar