(No.1 keterangan:
from zero to hero)
Pengertian
prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam
melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan
menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi
verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto
(1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat
dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut,
prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam
proses pembelajaran.
(No.2 keterangan:
usaha terus menerus dari kecil, untuk menjadi yang terbaik)
Pengertian
Belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan
diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa
pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears
dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut :
1) Cronbach
memberikan definisi :
“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.
“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku
sebagai hasil dari pengalaman”.
2) Harold Spears
memberikan batasan:
“Learning is to observe, to read, to initiate, to try
something themselves, to listen, to follow direction”.
Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba
sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
3) Geoch, mengatakan
:
“Learning is a change in performance as a result of
practice”.
Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil
praktek.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar
itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar
sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu
yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan
belajar yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus
antara individu dan lingkungan.
Artinya : Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman : “sebutkanlah kepadaku nama
benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar 1” Allah berfirman :
“Bukankah sudah ku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia
langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan ?”
Dari ayat ini dapat kita lihat bahwa Allah telah mengajarkan
manusia pertama yaitu Nabi Adam pada awal-awal adanya kehidupan manusia, maka
dari itu penting sekali pada masa kini untuk kita terus belajar dan mencari
ilmu untuk menggapai pengetahuan yang luas agar berguna bagi diri sendiri
maupun orang lain.
(No.3 keterangan: Terus belajar
walau malas menghadang)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern
yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri
siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian,
bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor
ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
Mudzakir dan Sutrisno (1997) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar secara lebih rinci, yaitu:
Faktor internal (faktor dari dalam diri manusia)
Faktor ini meliputi:
1) Faktor
fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:
a) Karena sakit
b) Karena kurang
sehat
c) Karena cacat
tubuh
2) Faktor
psikologi (faktor yang bersifat rohani)logi meliputi:
a) Intelegensi
Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda.
Seseorang yang memiliki IQ 110 - 140 dapat digolongkan cerdas, dan yang
memiliki IQ 140 ke atas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk
dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ
kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami
kesulitan belajar.
b) Bakat
Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak
lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih
mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus
mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan,
mudah putus asa dan tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak suka
mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya rendah.
c) Minat
Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran
akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak
sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan
kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat
terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran,
lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.
d) Motivasi
Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi menimbulkan,
mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik
tidaknya dalam mencapai tujuan, sehimgga semakin besar motivasinya akan semakin
besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha,
tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan
prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh,
mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas
dan sering meninggalkan pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan
belajar.
e) Faktor
kesehatan mental
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi
juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental
dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan
menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses
akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor
adanya kesehatan mental. Individu di dalam hidupnya selalu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti: memperoleh penghargaan,
dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan
itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan
kesulitan belajar.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
diri seseorang, faktor ini meliputi :
1) Lingkungan
keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama.
Yang termasuk faktor ini antara lain :
a) Perhatian orang
tua
Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa
memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena
perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi
belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang,
memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.
b) Keadaan ekonomi
orang tua
Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar
siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi
keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi
prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan
ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.
c) Hubungan
antara anggota keluarga
Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar
personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga
akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan
kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai
dengan baik pula.
2) Lingkungan
sekolah
Yang dimaksud sekolah, antara lain :
a) Guru
b) Faktor alat
c) Kondisi gedung
3) Faktor mass
media dan lingkungan sosial (masyarakat)
a) Faktor mass
media meliputi ; bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada di
sekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu
banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugas belajar.
b) Lingkungan
sosial
· Teman bergaul
berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah
mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan
dampak negatif bagi anak tersebut.
· Lingkungan
tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari
pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga
adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
· Aktivitas
dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua
disini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar belajar
dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.
A. Pengertian
Evaluasi
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan
siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessnment yang
menurut Tardif (1989) berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi
yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain
kata evaluasi dan assessnment ada pula kata lain yang searti dan relatif lebih
masyhur dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan ulangan.[1]
Assessnment menurut Petty (2004) mengukur keluasan dan
kedalam belajar, sedangkan evaluasi yang berarti mengungkapkan dan pengukuran
hasil belajar yang pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif.[2]
Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada penilaian. Dengan
kata lain di dalam evaluasi tercakup di dalamnya penilaian. Siapapun yang
melakukan tugas mengajar, perlu mengetahui akibat dari pekerjaan-nya. Pendidik
harus mengetahui sejauhmana peserta didik telah menyerap dan menguasai materi
yang telah diajarkan. Sebaliknya, peserta didik juga membutuhkan informasi
tentang hasil pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika seorang pendidik
(guru) melakukan evaluasi. Sebelum melakukan evaluasi, maka guru harus
melakukan penilaian yang didahului dengan pengukuran. Pengukuran hasil belajar
adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk
angka yang disebut skor. Penilaian hasil belajar adalah cara
menginterpretasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya
menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan menggunakannya untuk mengambil
keputusan. Evaluasi hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Artinya: “ Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok(akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa pentingnya kita untuk
selalu bermuhasabah diri,introspeksi, ataupun mengevaluasi diri terhadap apa
yang sudah kita lakukan maupun apa yang sudah kita capai agar kedepannya bisa
mengetahui apa kesalahan-kesalahan ataupun kekurangan apa yang ada serta
mempertahankan apa yang sudah baik.
B. Tujuan Dan
Fungsi Evaluasi
1. Tujuan
Evaluasi
a) Untuk
mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun
waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi guru dapat
mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar
dan mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan pembantu kegiatan
belajar siswanya itu.
b) Untuk
mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan
demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai penetap apakah siswa
tersebut termasuk kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan
belajarnya.
c) Untuk
mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini berart
dengan evaluasi, guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat usaha siswa. Hasil
yang baik pada umumnya menunjukan tingkat usaha yang efisien, sedangkan hasil
yang buruk adalah cermin usaha yang tidak efisien.
d) Untuk
mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan kapasitas kognitifnya
(kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar. Jadi, hasil
evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan
kecerdasan siswa.
e) Untuk
mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah
digunakan guru dalam proses mengajar-belajar. Dengan demikian, apabila sebuah
metode yang digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa
yang memuaskan, guru sangat dianjurkan mengganti metode tersebut atau
mengkombinasikannya dengan metode lain yang serasi.
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1)
evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan,
dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.[4]
2. Fungsi Evaluasi
a) Fungsi
administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisisan buku rapor.
b) Fungsi promosi
untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
c) Fungsi
diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan
program remedial teaching (pengajaran perbaikan).
d) Sumber data BK
untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan konseling (BK).
e) Bahan
pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan
kurikulum, metode, dan alat-alat proses mengajar-belajar.[5]
C. Ragam Evaluasi
1. Pre-test dan
Post-test
Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap
akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi
taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah
kebalikan dari pretest, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap
akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan
siswa atas materi yang telah diajarkan.
2. Evaluasi
Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi pengusaan siswa atas materi lama yang mendasari
materi baru yang akan diajarkan.
3. Evaluasi
Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah
satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang
belum dikuasai siswa.
4. Evaluasi
Formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang
dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya
ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnistik, yakni
untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa.
5. Evaluasi
Sumatif
Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan
umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa
pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
6. UAN/UN
Ujian Akhir Nasional atau Ujian Nasional pada prinsipnya
sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status
siswa.
Hubungan
antara Fisika , Islam dan Psikologi
|
|||
|
|||
SURAH YANG MENEKANKAN
TENTANG TEKNOLOGI
"Dan Allah
menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah dia ciptakan dan Dia
jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu
pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara
kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar
kamu berserah diri (kepadaNya)." (An-Nahl:81) "Buatlah baju besi yang
besar-besar dan ukurlah anyamannya, dah kerjakanlah amalan yang soleh.
Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.” (Saba ayat 11)
Ayat-ayat ini dapat menggabungkan ketiga Cabang ilmu ini -> Di dalam surat An-Nahl dan As-Saba menjelaskan bahwa Baju besi dapat memelihara diri pada saat peperangan, baju besi dapat memelihara tubuh pada saat peperangan karena besi memiliki ketahanan yang bagus dan kerapatan massa yang cukup besar dan juga tidak mudah berkarat, tentang karat dan kerapatan massa ini bisa dijelaskan melalui Ilmu fisika, sedangkan pada saat pembuatan baju besi tersebut membutuhkan keahlian dan kreativitas yang tinggi untuk membuat baju itu semakin terlihat modis akan tetapi tetap dapat memelihara tubuh dan memberikan kenyamanan nah hal ini terdapat pada cabang ilmu psikologi pada sub bab Kreativitas.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa ketiga cabang ilmu ini
ISLAM,FISIKA dan PSIKOLOGI dapat menyatu serta berkaitan satu sama lain dan memberikan
kontribusi bagi kehidupan, dalam konteks ini yaitu baju besi dalam peperangan.
Kesimpulan
Intinya adalah semua prestasi yang bisa kita dapatkan
berawal dari kemauan,niat,keinginan yang kuat, lalu harus direncanakan dengan
sebaik-baiknya diiringi dengan doa dan tekad yang kuat, dan juga direalisasikan
dengan perbuatan,usaha,belajar terus menerus tanpa rasa lelah hingga cita-cita
tercapai, dan juga diakhiri dengan pengecekan atau mengevaluasi diri dari apa
yang sudah dikerjakan selama ini. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat
keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program.
Tujuan Evaluasi Untuk
mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun
waktu proses belajar tertentu, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang
siswa dalam kelompok kelasnya, untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan
siswa dalam belajar, untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendayagunakan
kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan
belajar, untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang
telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar.
ketiga cabang ilmu ini ISLAM,FISIKA dan PSIKOLOGI dapat
menyatu dan memberikan kontribusi bagi kehidupan, dalam konteks ini yaitu baju
besi dalam peperangan.